Ada dua kegiatan dalam Sastra Festival Kesenian Yogyakarta 28 kali ini.
Oleh :
Elly Herawati, piknikdong
Sebagai salah satu rangkaian program Festival Kesenian Yogyakarta
(FKY) 28, Sastra FKY mulai digelar (02/09) di Taman Kuliner Condongcatur
Yogyakarta.
Ada dua kegiatan Sastra FKY 28
kali ini, yang pertama Workshop Ibadah Puisi yang berlangsung hingga 3
September 2016. Sesuai judulnya, workshop ini memberi kesempatan para
pesertanya belajar menulis puisi oleh Joko Pinurbo dan pelisanan puisi oleh Gunawan Maryanto.
“Harapannya adalah semoga workshop ini melahirkan penyair-penyair
baru di masa depan.” jelas Gunawan Maryanto, koordinator Sastra FKY 28,
menjelaskan alasan syarat usia peserta workshop berkisar 18 – 28 tahun.
Output workshop ini, para peserta akan ditampilkan di
panggung-panggung jalanan yang ada di seputar kawasan Pasar Seni FKY 28
ini pada 3 – 4 September 2016. Sementara itu. tulisan-tulisan hasil
karya para peserta akan didokumentasikan dan disebarkan ke masyarakat.
“Jadi selain apresiasi, selalu juga ingin ada produk pengetahuan dari
Sastra FKY.” ungkap Gunawan Maryanto, yang juga seorang penulis ini.
Kegiatan kedua Sastra FKY 28 adalah pembacaan karya-karya sastra yang
bertajuk “Mati Hari – Bukan Kawanku!”, yang digelar 2 – 4 September
2016, mulai 19:00 WIB. Karya-karya sastra yang dibacakan di sini
mencakup berbagai periode sastra yang luas. Mulai karya-karya sastra
klasik Jawa/Indonesia di masa lalu hingga karya-karya sastra Indonesia
modern.
Sejalan tema FKY 28 “Masa Depan, Hari Ini Dulu”, dengan membentangkan
karya-karya sastra dari masa lalu hingga masa kini, diharapkan dapat
memberikan bayangan seperti apa sastra Indonesia di masa depan.
Tercatat karya-karya sastra yang dibawakan antara lain Babad
Diponegoro, Serat Tripama, Serat Wulangreh, karya-karya Umar Kayam, Y.B.
Mangunwijaya, Emha Aninun Nadjib, Eka Kurniawan, Ugoran Prasad, dan
masih banyak lagi.
Kegiatan pembacaan sastra di FKY 28 kali ini unik karena dilakukan
dalam bilik-bilik yang didirikan di sisi selatan area FKY 28 Taman
Kuliner Condongcatur. Sehingga antara pengunjung/penikmat dan pembaca
karya sastra dapat terjalin interaksi yang lebih intim, sehingga hanya
dapat didengarkan 6 – 8 tergantung luas biliknya, di tengah keramaian
dan kerumunan pengunjung.
Terhitung ada 15 aktor dari Forum Aktor Yogyakarta yang terlibat
dalam pembacaan sastra berupa cerpen di kegiatan ini, dan seorang sinden
yang menembangkan pupuh-pupuh dari karya-karya sastra Jawa
klasik. Meskipun sebelumnya pernah dilakukan di Teater Garasi, namun
format pembacaan sastra yang lebih intim dalam bilik-bilik ini masih
dapat dianggap sebagai eksperimen atau suatu terobosan dari cara baca
sastra yang ada selama ini, yang bersifat auditorium, massal, dan
didengarkan banyak orang.
Sedangkan untuk kali ini dicoba dalam format lebih privat karena
didengarkan 6 – 8 orang, agar penonton mendapatkan pengalaman yang
berbeda selama ini dalam menikmati sastra.
“Saya ingin memunculkan sifat sastra yang lain selain yang bersifat
publik, tapi juga bersifat personal/privat. Ini semacam pencarian ‘cara
baca hari ini’ terhadap karya sastra.” pungkas Gunawan Maryanto.
Catatan Url : http://log.viva.co.id/frame/read/aHR0cDovL3d3dy5waWtuaWtkb25nLmNvbS9tZW5pa21hdGktcHVpc2ktZGFyaS1kYWxhbS1iaWxpay1kaS1hY2FyYS1zYXN0cmEtZmt5LTI4Lmh0bWw=
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar